Minggu, 26 Juni 2011

Owen Story: Sekolah Binatang (4)


Baru pukul 1.30 siang mereka bergegas ke padang ilalang untuk menggelar mata pelajaran ketiga yaitu berlari. 15 menit kemudian rombongan binatang sampai di Timur Hutan. Kali ini para binatang membentuk barisan ke samping. Mereka mencoba berlari bersama. Saat aba-aba diberi oleh Owen, mereka berlari serempak. Leona ada di urutan terdepan bersama si rubah. mereka saling balap-membalap. Di urutan paling belakang, ada Duke dan Wilhelm, dan Turton.
Josh yang besar ada di depan ketiga binatang tersebut, saat jarak yang sudah cukup jauh, saking letihnya Josh melambat dan menginjak Turton.
“Ahhhhhhhh, kakiku!” teriak Turton. Mendengar itu Josh kaget dan terjatuh. “Gedubrak!” bunyi jatuh Josh.
“Berhenti semuanya!” perintah Owen.

Semua binatang berhenti dan menghampiri Turton, Leona dan si rubah yang ada paling depan segera manuju ke belakang. Masih dengan berlari, Leona dan si rubah ingin membuktikan siapa diantara mereka siapa yang paling cepat berlari.
“Kau kenapa Turton?” Tanya Owen.
“Kakiku diinjak Josh,” jawab Turton.
“Maaf, aku kelelahan untuk berlari sehingga kecepatanku menurun dan menginjakmu,” ucap Josh.
“Baiklah pelajaran kita selesaikan!” ujar Owen memerintah.
Sementara para binatang beristirahat, Leona dan si rubah masih berlari-lari mengelilingi kumpulan binatang tadi untuk membuktikan siapa yang paling cepat. Sembari mereka berlari mereka juga mengejek para binatang lain yang lambat berlari bahkan tak bisa.
“Dasar lambat kalian semua,” seru Leona masih sambil berlari.
“Tapi aku lebih cepat ketimbang kau, kucing buduk!” timpal si Rubah.
Mereka makin memacu kecepatan masing-masing. Saat itu juga Owen memerintahkan mereka untuk berhenti.
“Aku pikir ide membentuk sekolah tak akan berhasil,” bisik Kun kepada Owen.
“TIdak, aku yakin mereka pasti bisa. Ini hanya proses pendidikan. Bahkan manusia pun dahulu harus bersusah payah, luka-luka bahkan mati untuk bertahan hidup. Apa yang kita lakukan belum seberapa. Dan aku yakin para binatang pasti bisa melebih manusia nanti.”
“Tapi kondisinya semakin parah, banyak binatang justru luka-luka dan bukan tak mungkin sebentar lagi mereka akan mati gara-gara pelajaran yang kita paksakan,” seru Kun.
“Mengenai mata pelajaran kan kita sudah bicarakan bersama. Dan, memang keempat hal itulah yang jadi kebutuhan dasar binatang untung bertahan hidup, jadi semua binatang harus menguasainya.”
Istirahat ketiga itu lebih lama ketimbang yang sebelumnya. Hingga baru pukul empat sore para binatang menuju Utara hutan untuk belajar berenang. Karena letih dan beberapa binatang yang mengalami cedera mereka menempuh waktu satu jam untuk sampai disana, pukul 4 sore mereka baru tiba di sungai.
“Oke ini pelajaran terakhr kita. Dan untuk beberapa binatang yang tak mampu melanjut pelajaran, kalian bisa istirahat dan tidak mengikuti pelajaran berenang,” Owen membuka pembicaraan kepada para binatang.
“Bahkan dengan kondisiku yang seperti ini, aku yang paling hebat berenang ketimbang kalian semua,” Turton menimpali ucapan Owen.
“Baiklah kalau maumu begitu si paling lambat! Hahahaha,” seru Leona.
“Lihat saja nanti kau pemakan sampah!” balas Turton.
Turton yang memulai pelajaran berenang dengan menjadi murid pertama yang menyebrangi sungai. Walau dengan kondisi luka-luka Turton berhasil melintas sungai dengan cepat. Duke dan Wilhelm dapat giliran selanjutnya. Wakau tak secepat Turton mereka juga berhasil menyebrangi sungai. Dengan kondisinya yang tidak fit.
Hampir semua binatang mencoba menyebrang sungai. Seperti yang sudah-sudah tak semua binatang mampu menunai pelajaran berenang dengan lancar.  Ada yang hanya sampai di tengah sungai dan tenggelam, ada yang hanya mengepak-ngepak tangan sebelum mencapai ujung sungai.
Kini tiba giliran Leona untuk menyebrang, seperti banyak kucing lainnya, Leona takut air. Saat mencoba mencelupkaki ke air ia langsung mundur dan ketakutan.
“Kamu pasti bisa Leona!” Owen menyemangati.
Leona masih tetap tak beranjak dari bibir sungai.
Illinov yang berada di urutan terakhir coba mengisengi Leona, ia mengendap-ngendap di belakang Leona dan mendorong Leona ke sungai.
Byuuurrrrrrrr!
“Tolong Tolong,” teriak Leona. “Aku tak bisa berenang, tolong aku.”
Leona sudah hampir tenggelam, dengan sigap Kun terbang ke arah Leona dan mengangkatnya dibantu oleh Josh. Sesampainya di daratan, Leona pingsan karena terlalu banyak kemasukan air.
“Leona bangun!!!!!” ucap Owen.
Hampir 10 menit Leona pingsan. “Aku tak mau sekolah, bila sekolah justru mengantarku kepada kematian,” ujar Leona saat sadar.
“Baiklah, tapi kau tidak apa-apa kan?” Tanya Owen.
Semua binatang yang sudah kembali ke tempat Leona justru sependapat dengan Leona.
“Kami tidak butuh sekolah, kami tidak mau menjadi manusia,” ucap Wilhelm “Badanku bengkak karena terjatuh.”
“Buluku patah, aku tak bisa terbang dengan lancar sekarang,” tambah Duke.
“tempurungku retak,” timpal turton.
“Kami tak butuh sekolah!!!” seru para binatang lagi.
“Benar Owen, kami ingin jadi binatang bukan jadi manusia. sekolah justru membuat kami menjadi manusia bukan binatang. Dan, kami tidak mau,” papar Kun.
Para binatang terus berteriak bahwa mereka tak membutuh sekolah, saat itu juga Owen menatap wajah para binatang satu persatu. Hampir semua mengalami cedera, Owen melihat dibalik kemarahan mereka justru tersimpan ketakutan yang mendalam atas ide yang coba diusungnya. Sekolah.
“Aku pikir dengan pendidikan, kita para binatang bisa mengemansipasi diri. Nyatanya justru mengenaskan,” keluh Owen.
“Iya seharusnya aku berendam di lumpur sepanjang hari, karena aku harus sekolah, lihat sekarang kulitku malah menjadi kering seperti ini, keluh Wilhelm.
“Iya lebih baik kau berendam Wilhelm, dan jangan memaksa diri untuk memanjat. Kau juga Duke, maaf untuk menjadikanmu kucing, bukan bebek!” sesal Owen. Owen menyesal, atas idenya justru semua binatang tak jadi dirinya sendiri. seekor binatang yang bebas melaku apapun.
Para binatang kemudian langsung pergi ke habitat masing-masing. Namun, Owen tak lekas mengepak sayap untuk pulang. Hampir setengah jam ia kembali merenung apa arti pendidikan yang sesungguhnya seperti  Prof.Uber ceritakan padanya.
“Sial ini sudah hampir malam, pak tua itu pasti menungguku. Aku juga harus kembali berbicara pendidikan dengannya. Apa memang pendidikan tak berguna untuk hewan?” ucap Owen dalam hati.
Ia lantas pergi dari pohon besar untuk pulang kerumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar