Minggu, 05 Februari 2012

Hancock

John Hancock menyelematkan Ray Embrey pada insiden perlintasan kereta api
Nilai, Norma, aturan, dan hukum adalah perangkat guna memapankan kondisi masyarakat, tak terkecuali terhadap superhero.

John Hancock (Will Smith) adalah seorang gelandangan Los Angeles. Dengan pakaian lusuh, kotor, bahkan dekil, ia banyak menjalani hidup di kolong jembatan, emperan toko, dan tempat-tempat umum lainnya. Selain karena memang tak memiliki rumah, Hal tersebut dilakukan Hancock karena ia adalah seorang pemabuk akut. Setelah mabuk berat ia bisa tidur dimana saja.

Perilaku di luar batas norma-norma masyarakat tersebut yang membuatnya dibenci orang se-Los Angeles. Akan tetapi, bagaimana orang-orang Los Angeles bisa membenci Hancock? Sedangkan gelandangan di kota tersebut bukan Hancock seorang diri.

Hancock bisa dikenal oleh orang se-Los Angeles lantaran dia adalah seorang superhero. Laiknya Superman ia memiliki kekuatan super: bisa terbang, dan memiliki tenaga yang fantastis. Dan seperti superhero pada umumnya, ia juga turut membantu masyarakat dengan memerangi kejahatan. Walaupun, upaya memberantas kejahatan yang dilakukan Hancock tetap membuat Hancock dibenci.

Kenapa Hancock yang superhero dan banyak membantu masyarakat masih tetap dibenci? Selain karena sikapnya yang memang ugal-ugalan dan ditambah periklakunya yang suka mabuk-mabukan, Hancock dibenci karena kegiatan memberantas kajahatannnya dilakukan diluar norma-norma superhero atau paling tidak proyeksi masyarakat atas tindakan menyelamatkan bumi yang dilakukan superhero.

Rabu, 01 Februari 2012

Pendidikan dan Manusia

Judul Buku      : Mazhab Pendidikan Kritis Menyingkap Relasi Pengetahuan  Politik, dan Kekuasaan
Penulis             : Agus Nuryatno
Penerbit           : Resist Book
Tahun Terbit   : 2008
Halaman           : VI+133 hal




The Neutrality of education is the one of fundamental connotations of the naive vision of education

Sebagai mahasiswa ex-IKIP yang dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidik, pada awalnya, saya-dan semua mahasiswa lainnya-diganjar dengan pernyataan bahwa pendidikan adalah usaha sadar manusia beranjak dewasa atas proses tidak tahu menjadi mengetahui. Transfer knowledge.

Dari institusi berwujud Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) ini saya dipersiapakan untuk mentransfer pengetahuan lewat proses pendidikan, di dalam sekolah. Nantinya pengetahuan-pengetahuan yang saya terima di ruang kelas diharap mampu direproduksi di sekolah dimana saya menjadi pengajar. Prosesnya berputar dari produksi, distribusi, dan konsumsi pengetahuan yang bersifat statis dan punya watak represif untuk membuat kita menjadi permisif atas siklus pengetahuan tersebut.

Saya dituntut untuk menerima pengetahuan secara bebas nilai, menditribusikannya secara bebas nilai, dan memaksa kegiatan konsumsi pengetahuan di sekolah nantinya juga tanpa nilai. Saya sebagai agensi pengetahuan diposisikan untuk tetap menjadi objek dalam fungsinya sebagai distributor pengetahuan kepada masyarakat.