Sabtu, 27 Juli 2013

Rama dan Said

Untukmu, Sahabat.

TANPA BANYAK PIKIR, Rama langsung masuk kamar mandi setibanya di rumah. Ia mau berendam. Hari ini matahari sangat sombong, apalagi hanya untuk menghadapi bocah 8 tahun seperti Rama, ia hanya butuh mengedip. Akibat kesombongan matahari Rama tidak peduli apapun lagi, yang ia mau hanya berendam. Seragam putih merah itu saja sengaja tak dilepaskan, buatnya melepas pakaian tak mampu mengurangi kegerahannya, isi kepala bocah itu hanya dipenuhi air, air, air, dan adzan dzuhur.

Byurrrr, rama mencemplungkan diri ke bak.

Ibu Rama kaget, ia tak menyadari kehadiran Rama dan langsung memeriksa kamar mandi. Ia berteriak kepada Rama dengan mengucap Istigfar. Ia memarahi Rama banyak, karena tak mengucap salam saat masuk, karena tidak mencium tangan ibunya saat tiba di rumah, karena belum melepaskan seragam bahkan kaos kakinya, karena ia berendam di bak. Rama tidak peduli, yang ia inginkan saat itu hanya mendapatkan kesegaran.

“aku mau minum! Aku haus!”

“kemarin yang mau puasa kaya Said siapa? Kamu kan, lagian satu jam lagi juga dzuhur, nanggung dong,”

“tapi aku haus, bu. Minum aja deh gak usah maka. Said kan udah gede aku masih kecil”

“husshh, gak boleh,”

“tapi, aku gak kuat, bu,”

“yaudah kamu disitu aja dulu, nanti kalo udah adzan baru boleh minum. Tapi, bajunya dilepas dulu.”

Hari ini hari pertama anak kelas 2 Sekolah Dasar itu puasa, sedangkan satu jam menuju adzan dzuhur ia habiskan berendam di bak mandi.