Rabu, 11 Februari 2015

Mitos Think Out of The Box



Sapardi salah, yang benar: Sebermula adalah Matematika
Orang-orang yang suka mengafirkan orang lain mungkin akan dengan tekun mengenal Stephen Hawking untuk kemudian membuatnya hina dina dengan segala kecacatannya. Dari Stephen: tak ada apapun yang melampaui realitas, dan Tuhan hanya proyeksi orang yang dikebiri. Sedang kecacatannya oleh para pemberi cap kafir merupakan terang benderangnya murka Tuhan.
Padahal tesisnya mengenai waktu punya faedah lebih banyak ketimbang kenyinyiran mengafirkan orang lain. (Dan sekali lagi Sapardi salah: Yang fana adalah waktu, kita abadi. Ahhh, Sapardi hanya tak bisa mencintai fisika dengan sederhana). Tapi santai saja, soal Stephen dan siapa yang paling berhak mengafirkan orang lain tak akan dibahas disini.
Begini begini, saya yakin demi apel yang menimpa Newton kalau tiap orang pasti punya kerabat, atau sekadar orang yang baru dikenal yang sok tau. Misalnya saya pernah kenal seorang mahasiswa yang baru baca pamflet diskusi golongan radikal di kampus terus ngajak demo menuntut tumbangnya kapitalisme, dan solusinya cuma Halimah! Atau yang tipe-tipe begitu lah. Jujur yang begini-begini buat saya eneg
“Kamu sebagai mahasiswa harus memikirkan bangsa, negara. Bangsa kita ini sedang sekarat, dimana-mana ada mafia bahkan hingga di kampus. Ada korek mas”
“Hadeuh, bayar kuliah saja saya harus melalui leasing, yang begitu begitu nanti dulu deh ya,”
“Wah, ndak bisa begitu  kita kuliah di PTN maka kita juga harus bertannggung jawab dengan masyarakat bla bla bla bla bla.?”
“haaah?” (Sialan nih orang baru gua pinjemin korek udah nyeramahin gua)
“sebentar lagi biaya kuliah juga akan naik dan itu akibat dari kapitalisme bla bla bla bla” (sambil minta rokok)
“ya kalau naiknya untuk peningkatan fasilitas ya tidak apa-apa toh?” (bajingan, minjem korek cuma siasat untuk mendapatkan rokok)
“Loooooh tidak bisa begitu, bayaran kuliah naik itu karena kapitalisme bla bla bla bla bla. Ini lebih asik kalau kita sambil ngopi, mas,”
“.........” (@$#$%@&)
“Intinya kamu mas tidak boleh lihat sesuatu di dalam saja. kamu harus keluar dari tempat tinggalmu, kamu harus think out of the box,”
“Jancuuuuuuk! Think out of the box, think out of the box matamu! Aku tinggal di rumah nanas!”
Dalam derajat tertentu saya yakin tiap orang pasti pernah paling tidak bertemu dengan model makhluk begituan. Atau coba hitung ada berapa temanmu yang ketika Bob Sadino beberapa hari lalu wafat unggah status tribute to Om Sadino pengusaha berani berpikir di luar mainstream, bahkan berani pakai celana dalam saja, eh celana pendek (kalo gak pakai celana dalam ya itunya kegesrek gesrek) saat bertemu presiden. Coba tanya apa usaha yang buat Bob Sadino punya banyak stok celana pendek. Kalau orang itu tau, sukur. Kalau gak tau gampar aja
Atau kalau anda memang benar-benar tidak pernah menemui orang seperti itu, sebelum pergi ke ahli jiwa coba googling jadwal acara Mario Teguh di stasiun si brewok. Konon selain banyak menghasilkan kata-kata dari kerang, Mario sering menganjurkan kepada anak muda untuk menjadi entrepreneur. Membuat usaha yang baru, harus ada inovasi yang baru dari yang sebelum-belumnya pernah ada.
Sahabat Super, anda tahu apa yang diperlukan untuk memulai usaha? Satu-satunya yang diperlukan adalah keberanian, keberanian untuk memulai, keberanian untuk menembus batas-batas yang ada saat ini, bahkan keberanian untuk memulai usaha yang banyak ditakutkan orang. Think out of the box
“Matamu! Kemarin teman saya bikin usaha jasa potong kuku, bahkan sampai buat layanan online, diskon potong lima kuku gratis dua kuku, sampai recycle kuku potongan dijadikan souvenir gak laku-laku!”
Buat saya Think out of The Box ini cuma mitos
Pernah diberi teka-teki 9 titik kemudian diperintahkan untuk membuat maksimal empat garis yang merangkai semua titik tersebut. Konon, ini merupakan ihwal pertama yang menganjurkan kita untuk Think out of the Box. Karena setelahnya kita akan menemukan jawaban yang jangkauannya jauh berada di 9 titik tersebut. Kalau kurang jelas silakan lihat gambar dibawah.
Teka-teki ini sendiri konon dibuat oleh seorang matematikawan Henry Dudeney dalam compilation The Puzzle-Mine: Puzzles Collected (1951). Dan kini sering ditemui dalam psikotest rekrutmen perusahaan. Malahan teka-teki ini dijadikan semacam paradigma dalam bisnis, melalui teka-teki ini dianjurkan agar bagaimana aplikasi sebuah bisnis tak melulu itu-itu saja.



Nah, bagaimana kalau ternyata teka-teki ini sebenarnya salah! Dan oleh karenanya tak pernah ada Think Out of The Box. Sebab watak asli dari kegiatan bisnis adalah menciptakan pasar, dan tak pernah ada yang baru dari hal ini.

Begini di dalam teorema matematika yang paling kuno sekalipun kita akan menemukan definisi garis adalah: pertemuan antara dua (2) titik. Jawaban yang katanya Think out of the box ini justru menghasil tujuh (7) garis, ditambah dengan empat (4) garis tidak bertanggung jawab karena tidak ada titiknya.
Sedangkan empat (4) garis tidak bertanggung jawab ini diimani sebagai kunci menjawab problem ini. Sehingga tidak mungkin membuat empat (4) garis dalam sembilan (9) titik, sekalipun kita harus  pindah negara.
Enggak terima? Oke, kita andaikan bahwa sembilan (9) titik hanya pengalih untuk meraih hasil yang dituju dengan bentuk empat garis tersebut. Merujuk definisi garis di atas maka kita hanya akan menemukan minimum empat (4) titik. Kalau hanya empat titik penyelesaiannya tak perlu serumit itu, gak perlu berpikir di luar segala karena di luar banyak angin.
Bikin aja kotak, dan jawaban ini mampu dipertanggungjawabkan, hanya kita harus sedikit mengakalinya dengan menghapus beberapa titik. Tapi ini juga kemudian menganulir pertanyaan di awal karena pada dasarnya hanya ada empat (4) titik.



“Loh teka-teki ini cuma perangsang bagaimana seseorang bisa menyelesaikan masalah tanpa terpaku dengan masalah tersebut,”
“Hajinguk, guru matematikamu pasti lulusan eks IKIP ya? Banyak motivasi gak ada ilmunya,”
Oke percobaan ketiga kita andaikan pertanyaan tersebut adalah benar. Yang diperlukan hanya bagaimana mencari solusinya. yang begini justru lebih mudah. Apabila juntrungannya seperti itu, tiga garis, bahkan satu garis bisa menyelesaikan persoalan.
Selain definisi di atas, garis punya dua sifat yaitu: (a) garis memiliki panjang yang tak hingga; (b) garis tidak memiliki tinggi dan lebar. Dari sifat pertama (a) persoalan ini dapat dijawab dengan hanya tiga garis. Caranya, kamu bikin titik (lingkaran-bidang datar) dengan luas bidang agak besar.
Kemudian hubungkan tiga (3) titik vertikal dengan garis vertikal juga. Ambil sisi terjauh di titik terbawah untuk awalan, dan sambungkan dengan sisi terjauh yang berlawanan di titik teratas. Lakukan hal serupa pada tiga (3) titik vertikal lainnya dengan arah yang berlawanan. Tarik garis tersebut hingga satu purnama berganti , niscaya ketiga garis tersebut akan berakhir bahagia.



Sementara untuk sifatnya yang kedua (b) dimana garis tidak memiliki tinggi, dan lebar, solusinya bisa ditemukan hanya dengan satu garis. Pertama anda harus pergi ke toko material terdekat, beli kuas cat untuk ngecat tembok. Pulang ke rumah, buat di kertas sembilan (9) titik yang kecil dan saling berdempetan (seberapapun jaraknya asal tidak melebihi jangkauan kuas) namun tetap menyisakan jarak antar titik, agar entitias sembilan (9) titik tadi masih utuh.
Kemudian bawa kertas berisi titik tersebut beserta kuasnya ke masjid yang sedang direnovasi. Minta cat sedikit. celupkan kuas anda. Sapukan kuas berlumur cat tersebut kepada kertas. Dan, tadaaaaaa, sembilan (9) titik lenyap seketika dengan satu sapuan.
“Jawaban terakhir ini sebenarnya juga makin meyakinkan bahwa pertanyaan tersebut salah. Sebab, dari sepuan kuas tersebut kita justru menghilangkan entitas titik-titik secara total. Dan oleh karenanya tidak pernah ada titik. Tidak pernah ada pertanyaan tersebut.”
“Itu kan kalau dilihat dari matematika, ini kan hanya soal keberanian Think out of The Box saja,”
“Bagaimana bisa Think out of The Box kalau kardusnya saja tidak ada, ya tidak ada karena pasti sudah dipulung orang,”
“Matematika kan tidak bisa menyelesaikan semua persoalan, jadi jangan semua dihubung-hubungkan dengannya,”
“Huwassssu, anda ini tinggal di Bumi, bagian Galaksi Bima Sakti yang kehadirannya dijelaskan oleh hukum fisika dengan mengoperasikan teorema-teorema matematika. Kalau tidak suka silakan pindah galaksi!.”
 

2 komentar:

  1. huaaa kok ga ad yg komen, biasanya sarjana internet pada komen, terutama haters wkwk, maaf ini kan pendapat pribadi admin kan? ,dan tujuan admin nulis ini spya di baca ya kan?, nah setelah baca ini saya juga boleh dong ngambil kesimpulan dan mengkritik + mengingatkan , dari pengetahuan saya yang sangat super sedikit ini, saya mnganalisa admin kok kayanya arogan yah? menjelek2kan orng lain , menganggap diri sendiri benar dan orang lain salah, ga mencerminkan sama sekali seorang yg terpelajar. admin juga hanya lihat bisnis dari luarnya aja dan ngambil kesimpulan yg dangkal , bisnis is bisnis ,ya mmng gitu , ibarat air laut, ya pasti gitu2 aja, tpi coba deh admin lihat ke dalam laut , pelajari , laut itu sebenernya sangat luas , dari mulai ikan karang dll smua hidup di laut. air mau sampe kapanpun ttp air, tpi di dlm air kita punya banyak hal ,bukan itu2 aja. mungkin ibaratnya kaya gitu. think out of the box mmng ga ada ,yg ada itu inovasi , terobosan2 baru, bukan hal2 yg itu aja, box sendiri itu mnrut saya adalah hal yg biasa , dan keluar dari dalam kotak itu artinya keluar dari pola2 fikir biasa, contohnya Virtual Reality, itu inovasi, apa zaman dulu VR itu biasa? , komputer motor mobil, itu hal2 yg ga ada dan ga biasa di zaman dulu, mnrut saya itulah think out of the box , seperti kata2 kebanyakan orng ,yaitu berfikir berbeda, karna hal yang sama ga akn buat kita sukses, soal jasa gunting kuku ? realy? saya scra pirbadi aja ga mrasa itu hal yg keluar dri kotak, itu seperti orng yg udh males mikir dan ga kreatif sama skali, dan kalo boleh saya menjudge admin, admin disini seperti terlalu termakan teori dan tulisan ini di tunjukkan seperti untuk menghina orng2 yang ga se pendapat dngan admin. btw lanjutkan berkarya, tulisan ini pun kalo admin fkir baik2 itu adlh thnik out of the box, admin berfikir berbeda ;) , lanjutin kreativitasnya

    BalasHapus
  2. ga ada yang salah, lu ga salah, org kasi kasi pertanyaan kaya gitu juga ga salah . kenapa ? think out of the box itu subjek, bukan objek. bisa di improve tergantung perspektif masing2. karena berpikir out of the box itu syarat mencetus ide, sesuatu yang belum pernah dia/orang buat. tidak berpikir pada umum, subjek itu ga bisa dirumuskan , krna rumus sebenernya, belajar dengan MELIHAT, MENDENGAR, MERASAKAN.

    BalasHapus